Jl. Sultan Hadiwijaya No.08 Demak (0291)685013 dinpertanpangan@demakkab.go.id

ARTIKELKementerian Pertanian

Akuaponik, Tekonologi Memanfaatkan Lahan Sempit

Salah satu metode pertanian yang dikembangkan saat ini adalah pertanaman dengan sistem akuaponik. Sistem akuaponik pada umumnya digunakan dalam memanfaatkan lahan sempit. Perkembangan yang pesat di perkotaan berdampak pada semakin berkurangnya lahan pertanian Pembangunan perekonomian dan pemukiman di wilayah perkotaan, mengakibatkan alih fungsi lahan. Lahan yang dulunya merupakan lahan pertanian, berubah menjadi pemukiman penduduk.

Dengan semakin menyempitnya potensi lahan di perkotaan yang bisa dimanfaatkan, maka pemanfaatan pekarangan merupakan salah satu opsi yang bisa dipilih  untuk mendukung  pembangunan pertanian di perkotaan. Pemanfaatan pekarangan kemudian sangat erat kaitannya dengan usaha mencapai ketahanan pangan masyarakat yang dimulai dari skala yang paling kecil, yaitu skala rumah tangga. Salah satu cara yang bisa digunakan dalam pemanfaatan pekarangan adalah teknologi budidaya tanaman dengan metode  aquaponik.

Akuaponik  adalah integrasi antara sistem budidaya ikan (akuakultur ) dan tanaman (hidroponik) bersama dalam sebuah  ekosistem yang resirkulasi/saling menguntungkan yang menggunakan bakteri alami untuk mengubah kotoran & sisa pakan ikan menjadi nutrisi tanaman. .

Teknologi akuaponik, teknologi yang dapat meminimalisasi limbah nitrogen dari sisa metabolisme ikan melalui integrasi sistem produksi tanaman sayuran secara hidroponik ke dalam sistem akuakultur. Sistem aguaponik ini memproduksi amoniak yang berasal dari feses ikan dan sisa pakan, dimana akar tanaman pada sistem akuaponik berperan sebagai filter yang dapat merubah amonia menjadi ion terlarut. Teknologi akuaponik merupakan kombinasi antara menanam tanaman dan budidaya ikan dalam satu wadah.

Tanaman berfungsi sebagai filter dari air limbah, yang dimanfaatkan kembali untuk budidaya ikan. Salah satu faktor yang mendukung  pertumbuhan akar tanaman sehingga memperngaruhi proses penyerapan amonia adalah media tanam. Peran media tanam dalam akuaponik sangat berpengaruh karena merupakan faktor pendukung penyerapan kadar amonia dari tanaman. Media yang optimal untuk pertumbuhan tanaman harus memiliki persyaratan sebagai tempat berpijak tanaman, mampu mengontrol kelebihan air serta memiliki sirkulasi ketersediaan udara yang baik, mampu menyuplai unsur hara yang dibutuhkan  tanaman dan memiliki kemampuan mengikat air, dapat mempertahankan kelembaban di sekitar akar tanaman. Media yang digunakan dapat berupa bahan poros seperti cocopeat, pasir, kerikil dan arang sekam tergantung jenis tanaman dan tujuan penggunaannya.

Budidaya Akuaponik

Salah satu hal yang penting dalam sistem akuaponik adalah pemilihan komoditas tanaman dan jenis ikan. Ada beberapa komoditas tanaman yang bisa dibudidayakan menggunakan sistem akuaponik di antaranya, kangkung, selada, bayam hijau, bayam merah, cabai, tomat, melon, terong, timun dan lainnya.

Sedangkan jenis ikan yang cocok untuk dikombinasikan dengan tanaman pada sistem akuaponik, seperti ikan lele, mas, mujair, nila, koi, udang galah dan sebagainya. Tetapi, jenis ikan yang biasa dan atau lebih disarankan pada sistem akuaponik itu pertama ikan lele, kedua ikan nila dan ketiga ikan mas. Ikan-ikan tersebut mampu memproduksi amonia yang tinggi, sebagai nutrisi untuk tanaman, serta ketahanan ikan pada air yang relatif kotor, terutama ikan lele.

Ikan lele memiliki laju metabolisme yang relatif tinggi, sehingga baik sebagai sumber zat karbon, nitrogen dan fosfat yang digunakan dalam akuaponik, yaitu sebagai nutrisi tanaman. Belum lagi, ikan lele dikenal sebagai ikan sejuta umat, yang pasarannya sangat mudah dijangkau.

Selain itu, pemilihan komoditas tanaman harus sesuai dengan tinggi media tanam dan jenis sistem pasang surutnya. Misalnya, jika tinggi media tanamnya 5 – 10 cm, maka yang bisa ditanam adalah tanaman berbatang pendek, contohnya sawi, selada, kangkung serta seledri. Tetapi, jika tinggi media tanamnya sekitar 20 – 30 cm, maka tanaman yang bisa ditanam misalnya tomat atau pun cabai. 

Hal lain yang juga perlu diperhatikan adalah media tanam  itu sendiri. Media tanam yang dipilih sebaiknya berupa lembaran, tidak terdekomposisi, tidak merubah komposisi kimia dalam air serta bebas dari potensinya dalam menghasilkan senyawa toksic bagi tanaman dan bakteri nutritif.

Sumber: http://cybex.pertanian.go.id/artikel/96421/akuaponik-tekonologi-memanfaatkan-lahan-sempit/

Bagikan

Recent Comments