Jl. Sultan Hadiwijaya No.08 Demak (0291)685013 dinpertanpangan@demakkab.go.id

ARTIKELDinpertan Pangan

BUDIDAYA KEDELAI YANG POTENSIAL

Tanaman kedelai merupakan salah satu tanaman yang potensial untuk dikembangkan saat ini. Kebutuhan dan permintaan pasar yang tinggi membuat kedelai diminati oleh banyak orang terutama pengusaha produk-produk berbahan dasar kedelai sebagai bahan baku nya. Untuk mendukung terpenuhinya kebutuhan pasar akan kedelai, maka produksi kedelai perlu ditingkatkan. Kualitas tanaman kedelai yang baik akan menghasilkan biji yang berkualitas baik pula untuk dipasarkan. Agar dapat menghasilkan biji kedelai yang baik, budidaya menjadi tahap yang sangat penting. Tanaman kedelai adalah salah satu tanaman yang peka dan tergantung pada perubahan kondisi iklim, sehingga pemilihan varietas perlu disesuaikan dengan kondisi lahan yang berbeda. Beberapa hal yang dapat diperhatikan dalam budidaya tanaman kedelai antara lain :

1. Persiapan Lahan

Lahan untuk menanam kedelai dapat disiapkan dengan baik. Jika tanah yang digunakan setelah penanaman padi tidak perlu diolah, namun jerami padi sebaiknya dipotong pendek, sedangkan untuk memberantas gulma dapat disemprot dengan herbisida kontak (secara langsung) atau sistemik (tidak secara langsung).

Saluran drainase/irigasi dibuat dengan kedalaman sekitar 25-30 cm dan lebar 20 cm setiap 3-4 m. Saluran ini berfungsi mengurangi kelebihan air bila lahan terlalu basah dan saluran irigasi pada saat tanaman perlu tambahan air.

2. Penanaman

Pada musim kemarau, lubang tanam sebaiknya lebih dalam agar menghindari kekeringan, sedangkan pada musim hujan lubang tanam lebih dangkal agar menghindari pembusukan akar akibat tanah yang basah.

Jarak tanam tergantung dari tingkat kesuburan tanah dan umur tanaman. Semakin tinggi kesuburan tanah, jarak tanam yang digunakan yang lebih berjarak begitu pula sebaliknya, semakin rendah tingkat kesuburan tanah menggunakan jarak tanam yang lebih rapat atau dekat. Hal yang sama berlaku pada umur varietas, varietas yang umur pendek (genjah), sebaiknya menggunakan jarak tanam yang lebih dekat/rapat dan sebaliknya.

Pada lahan sawah tadah hujan, lebih baik penanaman dilakukan tidak lebih dari 7 hari setelah panen padi. Hal ini dilakukan untuk memanfaatkan kelembaban tanah untuk perkecambahan benih. Pada kondisi tanah kering, hal yang dapat dilakukan petani yaitu membuat alat tugal yang dilengkapi dengan penampungan air. Alat ini cukup efektif membantu biji berkecambah pada kondisi tanah kering.

3. Pemupukan

Untuk lahan sawah bekas pertanaman padi, cukup diberikan pupuk NPK dengan dosis 200 – 300 kg/ha, tergantung dari tingkat kesuburan tanah. Pemberian pupuk diberikan secara disebar di antara barisan tanaman. Setelah ditaburi pupuk segera berikan air untuk menghindari terjadi kekeringan tanaman akibat reaksi pupuk, atau bisa sebaliknya (memberi pupuk setelah tanaman di siram).

4. Pengairan

Tanaman kedelai sangat peka terhadap kekurangan air pada awal pertumbuhan saat berbunga dan saat pengisian polong sehingga pada fase ini tanaman harus diberikan air apabila tidak turun hujan. Sebagian saluran air dapat ditutup pada saat pemberian air untuk mempercepat peresapan air keseluruh bagian sawah.

5. Pengendalian Hama dan Penyakit

Beberapa jenis hama yang menyerang tanaman kedelai :

Ulat Grayak : Ulat memakan seluruh bagian daun kecuali tulang daun, sehingga daun-daun yang terserang dari jauh terlihat berwarna putih.

Penggerek polong: Gejala serangan yang biasa ditandai dengan masuk ke dalam polong. Selain makan polong, ulat muda juga menyerang daun-daun dan bunga. 

Penggerek polong kedelai : Penggerek polong dapat ditemukan dipermukaan pertanaman kedelai sejak pembungaan sampai menjelang panen.

Secara umum pengendalian hama pada tanaman kedelai dapat dilakukan dengan menggunakan insektisida dilakukan bila mencapai intensitas kerusakan lebih dari 2% dan jika ditemukan 1 pasang serangga dewasa pada 20 rumpun tanaman, atau jika ditemukan 2 ulat per tanaman (tingkat serangan mencapai lebih dari 2,5%).

Beberapa jenis penyakit yang menyerang tanaman kedelai :

Penyakit Busuk Akar :Penyakit busuk akar disebabkan oleh jamur yang menyerang biji sebelum dan sesudah munculnya dipermukan tanah. Pembusukan pada akar dan batang menyebabkan tanaman menjadi layu pada saat perkecambahan dan tanaman dewasa.

Penyakit Busuk Batang :Gejala penyakit busuk batang tanaman yang sakit menunjukkan gejala penyakit berupa kerusakan pada tanaman dewasa pada bagian daun bahkan polong kedelai.

Penyakit Karat Daun : Gejala timbul pada daun pertama berupa bercak-bercak yang berkembang ke daun-daun di atasnya dengan bertambahnya umur tanaman. Bercak terutama terdapat pada permukaan bawah daun. Warna berupa coklat kemerahan seperti warna karat.

Pengendalian penyakit pada kedelai bisa dilakukan dengan memastikan dahulu asal penyakit dari bakteri, virus atau jamur sehingga bisa mengetahui bahan yang digunakan. Jika berasal dari bakteri bisa menggunakan bakterisida atau jika berasal dari jamur bisa menggunakan fungisida yang sama-sama dijual di toko pertanian.

6. Panen dan Pasca Panen

Panen dilakukan apabila semua daun tanaman telah rontok, polong berwarna kuning/coklat, dan telah mengering. Panen dilakukan dengan cara memotong pangkal batang menggunakan sabit agar menghindari tercampurnya hasil panen dengan tanah. Perontokan dapat dilakukan secara otomatis dengan menggunakan mesin Power Treser atau manual dengan kayu.

Biji yang sudah dibersihkan dapat dijemur selama 3 sampai 5 hari tergantung kondisi cuaca. Untuk penyimpanan biji sebaiknya menggunakan karung plastik. Hal ini dimaksudkan agar bertahan lama dan tidak mudah diserang oleh hama dan penyakit. Biji yang mau dijadikan benih sebaiknya kadar airnya berkisar 9-10% dan disimpan dalam wadah yang tertutup seperti jergen atau drum untuk benih jumlah yang terbatas.

Biji kedelai banyak digunakan sebagai bahan untuk membuat produk makanan seperti tempe, tahu, dan susu. Produk-produk tersebut menjadi makanan yang banyak dicari oleh masyarakat saat ini setiap harinya karena harga yang relatif terjangkau dan baik untuk kesehatan. 

Sumber: http://cybex.pertanian.go.id/artikel/100635/budidaya-kedelai-yang-potensial/

Bagikan