Jl. Sultan Hadiwijaya No.08 Demak (0291)685013 dinpertanpangan@demakkab.go.id

ARTIKELDinpertan Pangan

MENGUBAH LIMBAH BONGGOL PISANG MENJADI CEMILAN SEHAT

Pangan merupakan kebutuhan dasar bagi manusia sehingga harus dipenuhi, utamanya pangan tanaman komoditas. Pangan sangat strategis dan penting untuk mewujudkan ketersediaan pangan dan untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat.

Pisang buah berwarna kuning ini merupakan buah dengan kaya nutrisi dan manfaat bagi tubuh dan merupakan salah satu buah yang digemari oleh masyarakat. Pisang biasanya hanya dimanfaatkan buahnya sedangkan pohonnya hanya dibiarkan begitu saja membusuk karena tidak memiliki nilai ekonomis.

Ima Rosanti, warga desa Jombang Kecamatan Ngombol Kabupaten Purworejo Jawa Tengah menciptakan inovasi dengan bonggol pohon pisang yang banyak ditemukan di halaman pekarangan rumahnya. Ima mengolah bonggol pisang menjadi sesuatu camilan yang dapat dinikmati oleh semua kalangan dari anak-anak sampai dewasa, yaitu keripik bonggol pisang yang crispy.

Tahun 2015, dengan dukungan penuh dari keluarga, Ima mencoba membuat keripik bonggol pisang secara otodidak dengan mencari referensi dari berbagai sumber dengan dibantu suaminya, Ima mengambil bonggol dari pohon pisang yang sudah berada di bawah tanah. Langkah pertama yaitu memilih bonggol pisang, semua jenis pohon pisang dapat diolah menjadi keripik kecuali pohon pisang ambon dan pisang pulet, karena warnanya menjadi hitam dan ada rasa pahit setelah menjadi keripik.

Di balik cap-nya sebagai ‘limbah’, batang pisang bagian bawah ternyata mengandung gizi yang cukup tinggi dengan komposisi yang lengkap. Dalam 100 gram bonggol pisang basah terkandung 43,0 kalori, 0,36 g protein, 11,60 g karbohidrat, 86,0 g air, beberapa mineral seperti Ca, P dan Fe, vitamin B1 dan C, serta bebas kandungan lemak (Rukmana, 2005).

Penggolahan dilakukan dengan cara bonggol dan tumbuhan pisang dibersihkan secara keseluruhan. Setelah itu bonggol pisang tersebut diiris tipis-tipis.Agar lebih gurih, bonggol dan pelepah pisang ini direndam air kapur sirih dulu selama kurang lebih 2 jam, kemudian dibilas dengan air bersih lalu ditiriskan.

Selanjutnya yaitu memasak bonggol pisang dengan menggoreng menggunakan tepung mocaf yang telah dibumbui bawang putih, ketumbar dan garam, digoreng hingga berubah menjadi kecoklatan. Minyak yang digunakan harus benar-benar panas dan dilakukan dua kali penggorengan. Selanjutnya dilakukan penirisan menggunakan spiner lalu dilakukan packing. Agar dapat memanjakan lidah pembeli, Ima berkreasi membuat keripik bonggol pisang dengan beraneka rasa yaitu original, keju, pedas dan barbeque.

Keripik bonggol pisangnya saat ini sudah mampu menembus pasar ekspor. Dalam kurun waktu 4 (empat) bulan sekali, ia mampu mengekspor keripik bonggol pisang ini ke Taiwan, Dubai dan Jepang sejumlah 300.000 pcs. Dengan jumlah reseller yang semakin bertambah dan rata-rata penjualan sehari 100 pcs kini Ima kewalahan dalam hal ketersediaan produknya, sehingga ia menggandeng pelaku UMKM yang berada di lingkungannya untuk turut serta mengolah bonggol pisang, dengan mengadakan pelatihan pembuatan keripik.

Pemasaran keripik bonggol pisang diantaranya dijual di Bandara A Yani, New Yogyakarta International Airport, Gedung Smesco, Kementerian Koperasi dan berbagai tempat yang lainnya. Dalam seminggu penjualan produknya yang dipasarkan di tempat-tempat tersebut mencapai 1.000 pcs.

http://cybex.pertanian.go.id/artikel/99276/mengubah-limbah-bonggol-pisang-menjadi-cemilan-sehat/

Bagikan