
PENGEMBANGAN BUNGA KOL DIPEKARANGAN RUMAH
November 24, 2021
Bunga kol (Brassica oleracea var. botrytis L. subvar. cauliflora DC) merupakan jenis sayuran yang masuk dalam famili Brassicaceae (jenis kol dengan bunga putih kecil). Masyarakat Indonesia biasa menyebutnya kubis bunga atau blum kol (berasal dari bahasa Belanda Bloemkool).
Membudidayakan bunga kol, awalnya hanya bisa ditanam di daerah yang memiliki temperatur minimum 15.50-180 oC dan maksimum 240 oC dengan kelembaban optimum antara 80-90%. Tapi dengan diciptakannya kultivar baru yang tahan terhadap temperatur tinggi, membuat budidaya bunga kol juga dapat dilakukan di dataran rendah (0-200 m dpl) serta menengah (200-700 m dpl).
Disamping di lahan sawah, bunga kol ini dapat ditanam di lahan pekarangan. Hasil produksi tanaman ini hampir sama baik ditanam di sawah maupun di pekarangan dengan sistim poli bag. Kabupaten Indramayu sudah dikenal sebagai kabupaten lumbung pangan khususnya padi di Jawa Barat bahkan nasional. Hal ini dikarenakan luas lahan pertanian mencapai 173.008 ha, lahan sawah 116.759 ha dan lahan non sawah 56.249 ha (82,40 %). Sedangkan lahan non ketahanan pangan seluas 36.934 ha (17,60 %).
Pengairan lahan sawah berasal dari bendung rentang seluas 64.479 ha dan dari bendungan Jatiluhur seluas 24.000 ha sisanya lahan tadah hujan. Rata rata produksi padi setiap tahunnya sebesar 1.375 juta ton Gabah Kering Giling (GKG) setara dengan 812,771ton Beras. Bila asumsi tingkat konsumsi penduduk Indramayu sebanyak 197.230 ton Beras, maka Kabupaten Indramayu surplus beras sebesar 641,449 Ton. Desa Rajasinga merupakan salah satu desa dimana banyak keluarga rumah tangga yang sudah menanam bunga kol. Tercatat sebanyak 8 (delapan) orang yang menanam bunga kol sejak tahun 2017.
Dari 800 poli bag yang ada 200 poli bag diantaranya sudah dipanen. Hasil panennya masih dipasarkan kepada para tetangga yang membeli. Bunga kol dihargai Rp.15.000,-per kilogramnya. Harga tersebut harga yang paling mahal dan harga paling rendah sebesar Rp.10.000,- per kilogramnya. Dalam satu kilo rata rata berisi 3 bunga kol (3 poli bag).
Biaya usahatani bunga kol ini antara lain untuk membeli poli bag 20 kilogram @ Rp. 16.000,- , pupuk NPK cap tawon sebanyak 12 kilogram @ Rp. 18.000,-, pupuk daun gandasil 1 bungkus Rp. 20.000,- dan gandasil bunga bungkus Rp. 25.000,-. Sedangkan tanah sebagai media tanamdipoli bagnya mengambil dari kompos bekas daun kayu putih yang berada di pabrik kayu putih PT Perhutani.
Salahsatu yang mengembangkan usaha bunga kol ini yaitu Bapak H. Juli dengan hasil panen 200 poli bag saja, biaya usahatani bunga kol sudah terpenuhi atau tertutupi. Sehingga sisa tanaman yang ada merupakan keuntungan usahataninya. Haji Juli merasa terbantu penghasilannya dengan menanam bunga kol di pekarangan. Teknik Budidaya yang dikembangkan yaitu pemupukan sebanyak 4 kali saat tanaman berumur 2 minggu, 4 minggu, 6 minggu dan 8 minggu. Penyiraman dilakukan setiap hari dan pengendalian hama dilakukan dengan cara mengambil langsung ulat yang ada pada tanaman. Pengendalian hama ini jarang dilakukan karena hama penyakit yang ada tidak banyak
Selain mempertahankan dan meningkatkan produksi padi, Kabupaten Indramayu juga mengembangkan sayuran dataran rendah seperti bawang merah, cabe merah, cabe rawit, kacang panjang, dan bunga kol.Bunga kol yang dahulu hanya bisa ditanam di dataran tinggi, sejalan dengan adanya teknologi dan pengembangan bibit bunga kol untuk dataran rendah, banyak petani Indramayu yang menanam tanaman bunga kol.
Sumber: http://cybex.pertanian.go.id/
Recent Comments