Inilah Jenis Cabai Tahan OPT Musim Hujan

Tanaman cabai menjadi tanaman yang cukup terpengaruh saat musim penghujan yang tinggi, terutama daya tahannya akan penyakit atau OPT lainnya. Adakah jenis cabai yang tahan dengan kondisi tersebut?

Pada musim hujan, tanaman cabai sangat sulit untuk meningkatkan produksi bahkan kecenderungan produksi menurun bahkan gagal panen dikarenakan pada musim hujan serangan hama penyakit sangat luar biasa serta kemungkinan tanaman kebanjiran sangat dimungkinkan.

“Jika budidaya bisa berhasil dilakukan pada musim penghujan, iming-iming harga cabai yang tinggi bisa dirasakan petani. Namun untuk mencapai keberhasilan tersebut dibutuhkan penguasaan Teknik dalam bertanam cabai dimusim hujan. Termasuk, varietas cabai yang tahan terhadap serangan hama dan penyakit dan hujan jadi dalam menghadapi musim hujan, ” ungkap Peneliti Utama Balai Penelitian Tanaman Sayuran (Balitsa), Ir. Wiwin Setiawati MS. 

Dalam pemilihan varietas cabai beberapa hal yang perlu dipertimbangkan antara lain, sesuai dengan permintaan pasar (rasa, warna, penampakan, ukuran), Produktivitas tinggi , tahan terhadap serangan organisme pengganggu tumbuhan (OPT) serta cocok ditanam pada kondisi ekosistem setempat.

Balai Penelitian Tanaman Sayuran (Balitsa), Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) Kementerian Pertanian sendiri memiliki cabai Varietas Kencana yang adaptif dengan musim ekstrim basah. Karakteristik Kencana ini toleran terhadap genangan, toleran terhadap OPT penting dan berdaya hasil tinggi (lebih dari 20 ton/ha). Varietas Kencana dapat ditanam pada dataran rendah (0–200 m dpl), medium (200–700 m dpl), sampai dataran tinggi (lebih dari 700 m dpl).

Berbagai tipe lahan (sawah – tegalan) dan tipe tanah mulai tanah Andisol sampai dengan tanah Gambut dengan berbagai musim tanam (basah, kemarau basah, kering, dan ekstrim kering) juga dapat ditanami Varietas Kencana. Pada kondisi tersebut produktivitas dapat mencapai 15 – 23 ton/ha.

Dari banyak kesaksian petani, salah satunya penangkar benih cabai yang juga petani dan Ketua Gapoktan Ciamis, Asep Jalaludin, Kencana tetap tumbuh baik sekalipun diguyur hujan dan terendam selama lima hari.

Cabai Besar dan Rawit

Sedangkan untuk cabai besar, ada Cabai Tanjung yang mempunyai daya adaptasi cukup luas, dapat ditanam di dataran rendah sawah (tanam pada akhir musim penghujan) dan lahan kering (tanam pada awal musim penghujan).

Cabai Tanjung juga toleran terhadap penyakit antraknosa, produktivitas mencapai 12 ton/ha, mempunyai kandungan capsaicin dan antocianin yang cukup tinggi, warna tidak berubah setelah diproses, dan lebih bagus dibandingkan Hot Beauty.

Untuk cabai rawit, ada varietas Prima Agrihorti yang memiliki produktivitas tinggi. Dari setiap tanaman mampu menghasilkan 471—881 buah cabai rawit. Ciri khas prima agrihorti terlihat dari warna buah kuning kehijauan saat muda, dan merah ketika tua.

Bobot cabai rawit yang adaptif di dataran tinggi itu mencapai 2,1—3,2 gram per buah. Ukuran buah prima agrihorti tergolong jumbo dengan panjang 5,88—6,85 cm dan diameter 1—1,27 cm. Popoulasi tanaman mencapai 13.300 tanaman per ha. Jadi, total hasil panen mencapai 9,64—20,25 ton per hektare. Jumlah hasil panen itu jauh lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata produktivitas cabai rawit nasional tahun 2015 yang hanya 4,45 ton per hektare.

Cabai yang adaptif tumbuh di dataran tinggi itu mulai berbunga saat tanaman berumur 45—71 hari setelah tanam (HST) dan mulai panen pada umur 115—149 HST. Umur berbunga hampir sama dengan cabai rawit pada umumnya ditanaman pada dataran rendah yang mulai berbunga pada umur 44—50 HST. Namun, lebih lama umur panennya jika dibandingkan cabai dataran medium yang mulai panen pada umur 75—120 HST.

Cabai Rawit Prima ini juga terkenal sangat pedas. Tingkat kepedasannya mengalahkan varietas cabai rawit lain di Indonesia yang lebih dulu dikenal sangat pedas, yaitu cabai rawit hiyung yang tingkat kepedasannya hanya 802 ppm.

Sumber: https://tabloidsinartani.com/detail/indeks/horti/18836-Inilah-Jenis-Cabai-Tahan-OPT-Musim-Hujan