
Transformasi Sistem Penyuluhan Pertanian Era TIK
January 31, 2022
Kementan terus berupaya untuk membuka mata generasi muda bahwa sektor pertanian sangat mengasikkan bagi generasi milenial dan menjanjikan secara ekonomi. Saat ini pertanian sudah dan sedang melakukan transformasi dari pertanian tradisional ke pertanian moderen, yaitu pertanian digital atau kedigitalisasi. pertanian dan terus berkembang dengan era teknologi informasi.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Dedi Nursyamsi pada arahan Ngobrol Asyik (Ngobras) Penyuluhan edisi khusus yang diselenggarakan pada Rabu (26/01/2022) di AOR BPPSDMP dengan tema Transformasi Sistem Penyuluhan Pertanian Era TIK, dalam arahannya Dedi mengatakan perkembangan IPTEK di 10 tahun ini berkembang begitu pesat.
Inovasi teknologi menggenjot produktifitas luarbiasa, ada varietas yang berpotensi hasil tinggi, ada yang toleran terhadap genangan, toleran terhadap hama dan penyakit.
“Sebelumnya penyuluh hanya berbicara tentang budidaya, namun sekarang ada di subsistem agribisnis yang terdiri dari penyedian sarpras berupa benih, modal, alsintan, lalu budidaya pertanian dan yang terakhir pascapanen hingga pengemasan”. jelas Dedi.
Selanjutnya Dedi mengatakan produk pertanian kita harus diolah agar memiliki harga yang tinggi. Ada pendidikan, pelatihan, penyuluhan dan perbankan untuk mensupport sistem agribisnis. “Penyuluh harus paham apa itu smart farming, termasuk pemanfaatan internet of things. Untuk diimplementasikan di lapangan”.ujar Dedi.
Narasumber Ngobras Momon Rusmono, Penulis Buku dan Dosen Polbangtan Bogor, mengatakan Penyuluhan sangat penting untuk mewujudkan kedaulatan pangan dan kesejahteraan petani. Penyuluhan adalah pendidikan non formal yang sifatnya massif dan melibatkan sasaran petani dalam jumlah yang banyak.
“Transformasi sistem penyuluhan pertanian era TIK merupakan upaya perubahan untuk mendudukan, memerankan, memfungsikan dan menata kembali penyuluhan pertanian”.ujar Momon. Selanjutnya menurut Momon Penyelenggaraan penyuluhan meliputi Penyusunan programa secara sinergis dan terpadu dengan proses perencanaan pembangunan pertanian, dan partisipatif, Peningkatan kualitas penyusunan dan pelaksanaan RKT sesuai programa, Optimalisasi Pemanfaatan TIK metoda, materi dan media penyuluhan (smart extension),Peningkatan sinergitas antar sektor (Kementan dng sector terkait) maupun antar pemangku kepentingan (Pemda, Du/Di, LSM dan lainnya).
Sementara itu narasumber Mulyono Machmur, Pimpinan Perusahaan sinar tani mengatakan pada paparan materinya bahwa dalam pengembangan penyuluhan pertanian diperlukan adanya landasan falsafah yang pasti dan jelas. Falsafah akan membawa pada suatu pemahaman yang mendasari atau menjadi landasan melaksanakan kegiatan yang lebih layak untuk mendapatkan hasil yang prima.
“Apabila falsafah itu disepakati, maka falsafah itu harus digunakan sebagai pegangan dan pedoman utama dalam menentukan kebijakan, merencanakan dan melaksanakan penyuluhan pertanian”.jelas Mulyono.
Adapun Falsafah dasar penyuluhan pertanian yaitu Penyuluhan pertanian adalah proses pendidikan, artinya penyuluhan pertanian harus dapat membawa perubahan manusia dalam hal aspek-aspek perilaku kognitif, afektif dan psikomotorik, Penyuluhan pertanian adalah proses demokrasi, artinya penyuluhan pertanian harus mampu mengembangkan suasana bebas untuk berpikir, berdiskusi, menyelesaikan masalahnya, merencanakan dan bertindak bersama-sama, Penyuluhan pertanian adalah proses kontinyu/berkelanjutan, dunia berkembang, manusia berkembang, ilmu berkembang, teknologi berkembang, sarana berkembang, usaha berkembang, Penyuluh bekerjasama dengan petani agar petani aktif berprakarsa (dalam proses belajar) mengembangkan usaha bagi dirinya.
Narasumber Ngobras lainnya, Entang Sastraatmadja, Ketua Harian DPD HKTI Jawa Barat mengatakan pembangunan pertanian dan pembangunan petani merupakan tugas dari penyuluh pertanian. Penyuluhan pertanian mempunyai tanggung jawab untuk meningkatkan kesejahteraan petani dan meningkatkan produktivitas pertanian di Indonesia.
“Metode penyuluhan pertanian harus menyesuaikan perubahan kemajuan jaman. Penyuluhan pertanian tidak lagi dapat dikatakan penyuluh lebih tahu dari petani. Dunia internet mempermudah petani untuk menjadi lebih tahu dari penyuluh. Oleh karena itu penyuluhan harus mengikuti jaman dan harus lebih berkualitas dan memanfaatkan teknologi informasi”.jelas Entang.
Lebih lanjut Entang menjelaskan bahwa lahirnya penyuluh pertanian di era milenial akan berbeda dengan penyuluh pertanian di masa sebelumnya. “Penyuluh harus menjadi lebih kekinian dan mengajak para milenial yang ada di seluruh Indonesia untuk ikut memajukan penyuluhan pertanian di Indonesia”.tutup Entang.
Sumber: http://cybex.pertanian.go.id/artikel/100296/transformasi-sistem-penyuluhan-pertanian-era-tik/
Recent Comments