Jl. Sultan Hadiwijaya No.08 Demak (0291)685013 dinpertanpangan@demakkab.go.id

BERITADinpertan Pangan

TINGKATKAN DAYA SAING USAHA KECIL MIKRO DAN MENENGAH MELALUI AKSES KUR

Kementerian Pertanian (Kementan) melakukan berbagai cara untuk menyukseskan program pembangunan pertanian. Salah satunya adalah mendongkrak kemajuan sektor pertanian melalui kebijakan kredit usaha rakyat (KUR) tanpa agunan.

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) mendorong para petani Indonesia untuk menggunakan Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebagai permodalan usaha utama. KUR diyakini bisa membuat pelaku usaha menjadi lebih berkembang dan banyak lapangan kerja tercipta.

“Saya selalu katakan pertanian itu bicara lapangan kerja dan dengan adanya KUR, roda perekonomian dasar masyarakat kembali bergerak saat pandemi ini,” ujar Mentan. 

Mentan mengatakan, penggunaan KUR juga bisa membuat produktifitas dan kesejahteraan petani makin meningkat. Apalagi, pemerintah telah menyiapkan berbagai perlengkapan modern seperti teknologi dan mekanisasi dalam melakukan produksi.

Hal senada disampaikan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Dedi Nursyamsi pada agenda kegiatan Mentan Sapa Petani dan Penyuluh (MSPP), jumat (02/09/2022) yang bertemakan Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang dilaksanakan di AOR BPPSDMP, Kementan Jakarta.

Pada arahannya Dedi Nursyamsi menyampaikan bahwa saat ini semua negara sedang menghadapi krisis pangan global, kita harus mengantisipasi krisis pangan global dengan cara kendalikan inflasi, kita harus kendalikan inflasi termasuk dari sektor pertanian dan juga genjot pangan lokal, genjot produktivitas, genjot olahan, konsumsi dan pemasaran.

“Pangan lokal harus mampu mengganti pangan impor, ganti gandum dengan pisang, sagu, singkong ganti daging sapi dengan daging ayam”. jelas Dedi.

Selanjutnya Dedi mengatakan ada dua amunisi yang saya titipkan yaitu smart farming. Dengan smart farming produktivitas bisa dilipat gandakan, dengan melakukan pemanfaatan alat alat mesin pertanian, dosis yang ada di angka 15%-20% bisa ditekan sampai angka 5%.

“Yang tidak kalah penting adalah IoT bisa digunakan untuk menggenjot produktivitas, bisa untuk menekan produktivitas. Selain itu amunisi kedua yaitu kredit usaha rakyat (KUR), dengan bantuan kredit usaha rakyat, agribisnis akan berlangsung lancar”.ujar Dedi.

 Sementara itu narasumber MSPP Netti Tinaprilla yang merupakan Dosen Universitas IPB menyampaikan materi peran KUR dalam pengembangan agribisnis.

Pada paparan materinya Netti menjelaskan bahwa Selama covid, sumbangan PDB pada sektor pertanian trendnya meningkat. Dengan adanya KUR semoga sektor pertanian semakin tumbuh.

 “Tujuan KUR untuk akses kredit para pengusaha yang produktif, tujuan kur untuk meningkatkan daya saing usaha kecil mikro dan menegah”.jelas Netti.

Lebih lanjut Netti mengatakan sektor pertanian terutama bagian sektor produksi semakin berekspansi dengan dukungan KUR. Dari produksi 57%, pertanian itu 28%, komoditi yang dibayai oleh KUR meningkat, seperti karet, sapi dll. Di dalam UMK dominasi usaha agribisnis, sangat sedikit UMKM di sektor otomotif.

Sementara itu narasumber kedua MSPP, Akmal kamaruddin, Duta Petani Milenial kabupaten Maros, propinsi Sulawesi Selatan membagikan pengalamannya dalam mengakses KUR.

Akmal melakukan Budidaya ayam petelur bernama Puta Saharu Farm sejak 27 Desember 2015, berlokasi di Kabupaten Maros. Putra Saharu Farm mengakses KUR sebagai debitur, dengan bantuan modal sebesar 100 juta.

“Tahapan UMKM mendapatkan KUR, yaitu mengajukan surat, bank evaluasi kelayakan UMKM, penandatangann perjanjian kredit jika UMKM dinilai layak dan UMKM wajib membayar angsuran sampai lunas”. jelas Akmal.

Selanjutnya Akmal mengatakan bahwa ia mendapatkan KUR tanpa agunan. Kami meminta ke pihak perbankan untuk autodebit untuk memudahkan pembayaran.

“Jika mau akses KUR harus baik komunikasinya dengan pihak bank sebelum penandatanganan perjanjian kredit”.

Sumber: http://cybex.pertanian.go.id/artikel/99397/tingkatkan-daya-saing-usaha-kecil-mikro-dan-menengah-melalui-akses-kur/

Bagikan