Jl. Sultan Hadiwijaya No.08 Demak (0291)685013 dinpertanpangan@demakkab.go.id

ARTIKELDinpertan Pangan

Pengembangan Sorghum Di Indonesia

Indonesia salah satu negara  pengimpor gandum terbesar  dunia dengan rata-rata volume import gandum  8,3 juta/tahun dengan nilai USD 2,4 miliar/tahun impor gandum dari Ukraina (produsen gandum terbesar dunia) tetapi terganggu oleh invasi  Rusia oleh karena itu Pemerintah RI mulai melirik sorgum sebagai pengganti gandum.

Kenapa sorgum mulai dilirik? karena, (a) sorgum sebagai pangan alternatif, diversifikasi beras dan  gandum, (b) sorgum tumbuh dengan baik di  lahan kering dan gersang, (c) biaya budidaya sorgum relatif  murah, karena tidak perlu input  tambahan: pupuk dan pestisida, (d) sorgum memiliki kandungan gizi  yang cukup, sehingga dijuluki ‘the  superfood’, (e) semua bagian tubuh  sorgum dimanfaatkan (aneka olahan pangan, pakan, energi). 

Tanaman sorgum, merupakan  tanaman serealia dengan kandungan karbohidrat yang setara padi dan biji sorgum mengandung protein, vitamin B dan zat besi yang lebih tinggi dari beras. sorgum dapat membantu mengatasi masalah kekurangan zat gizi pada sebagian masyarakat Indonesia serta sorgum sebagai alternatif solusi dalam krisis pangan.

Indonesia memiliki sentra sorgum yang cukup luas yaitu sebesar 4.355 ha yang tersebar di provinsi NTT sebesar 3.400 ha, provinsi Jawa Barat sebesar 488 ha, provinsi Kalimantan barat sebesar 305 ha, provinsi Jawa Timur sebesar 200 ha, provinsi Jawa Tengah sebesar 120 ha, provinsi NTB sebesar 100 ha. Sehubungan dengan luas lahan sorgum tersebut, maka produktivitas sorgum nasional per tahun mencapai 2 – 3 ton/ha sedangkan produktivitas sorgum dunia rata-rata 2,7 ton/ha.

Keunggulan dan kekurangan komoditi sorgum dengan gandum dan beras yaitu keunggulan sorgum mempunyai protein tinggi mirip terigu (11%), adaptasi lahan tinggi, bisa diratun umur pendek, hama sedikit & biaya produksi rendah sedangkan kekurangan sorgum yaitu penyosohan lebih sulit daripada beras, mengandung tanin, rasa sepat dan Gluten free.

Adapun kendala dalam pengembangan sorgum yaitu teknologi produksi belum advance atau lengkap dibandingkan beras, industri pengolahan sorgum masih sulit, ketersediaan pasar masih rendah atau kecil dan teknologi subsitusi tepung terigu terbatas. Sedangkan peluang pengembangan Sorgum di Indonesia yaitu ancaman krisis pangan, gandum 100% impor – kebijakan yang melarang ekspor gandum, potensi sorgum serta dapat ditanam di berbagai agroklimat, pengembangan kea rah pangan, pakan dan energi, produktivitas tinggi, substitusi tepung terigu (gandum) dan varietas unggul IPB (pangan dan pakan).

Strategi pengembangan sorgum yaitu identifikasi dan pemetaan pengembangan sorgum, peningkatan teknologi produksi sorgum : pemupukan, pengelolaan OPT, mikroba, riset teknologi pengolahan sorgum, fasilitasi industry sorgum perintis, sinergi kebijakan : penanaman – pengolahan – pemasaran – pilot area.

Sumber: http://cybex.pertanian.go.id/artikel/99862/pengembangan-sorghum-di-indonesia-/

Bagikan