UBI JALAR (Ipomoea batatas .L) Sumber Pangan Lokal
April 15, 2021
Ubi jalar (Ipomoea batatas L.) dikenal dengan istilah ketela rambat yang termasuk ke dalam jenis tanaman palawija dan dapat berfungsi sebagai pengganti bahan makanan pokok (beras) karena merupakan sumber karbohidrat. Tanaman ubi jalar sudah dikenal dan dibudidayakan secara turun temurun oleh sebagian masyarakat sebagai sumber karbohidrat, bahkan di beberapa daerah digunakan bahan makanan pokok. Ubi jalar merupakan tanaman yang tumbuh menjalar di atas tanah dan menghasilkan umbi dalam tanah serta dapat tumbuh pada lahan yang kurang subur, dengan catatan tanah tersebut diolah terlebih dahulu menjadi gembur. Ubi jalar bisa dipanen setelah 3-4 bulan, dengan rata-rata produksi 30 ton/ha.
Komoditas ubi jalar memegang peranan yang cukup penting karena mempunyai banyak manfaat dan nilai tambah seperti digunakan sebagai sumber pangan alternatif (selain nasi), dan bahan baku industri. Nilai tambah dari ubi jalar cukup banyak yang dapat diperoleh dengan cara pengolahan ubi jalar segar. Kandungan karbohidrat ubi jalar tergolong Low Glycemix Index (LGI 54), yaitu tipe karbohidrat bila dikonsumsi tidak akan menaikkan gula darah secara drastis, sehingga ubi jalar aman bila dikonsumsi oleh penderita diabetes. Selain itu ubi jalar juga mengandung serat pangan tinggi yang baik bagi pencernaan (Murtiningsih dan Suryanti, 2011). Salah satu varietas ubi jalar oranye adalah varietas Beta 2 mengandung β-karoten (prekursor vitamin A) tinggi yang dapat berperan sebagai antioksidan. Vitamin A memiliki peranan yang sangat penting diantaranya sebagai nutrisi penting bagi penglihatan, sehingga dengan mengkonsumsi daging ubi jalar orange secara otomatis memberikan vitamin A yang dapat mencegah rabun senja
Usahatani ubi jalar memiliki prospek yang baik sebagai komoditas pertanian unggulan tanaman palawija. Potensi produksi bisa mencapai ± 25 – 40 ton per hektar dan saat ini ubi jalar merupakan tanaman ubi-ubian yang paling produktif.
Syarat Tumbuh
Tanaman ubi jalar dapat beradaptasi terhadap lingkungan tumbuh karena daerah penyebarannya terletak pada 30° Lintang utara dan 30° Lintang selatan yang beriklim tropis dan subtropis. Di Indonesia beriklim tropis tanaman ubi jalar cocok ditanam di dataran rendah hingga ketinggian 500 meter dari permukaan laut (dpl). Daerah yang paling ideal untuk mengembangkan ubi jalar pada daerah yang bersuhu antara 21°c – 27°c yang mendapatkan sinar matahari 11 – 12 jam/hari, berkelembaban udara 50 % – 60 % dengan curah hujan 750 mm – 1.500 mm per tahun. Semua jenis tanah cocok untuk membudidayakan ubi jalar, tetapi jenis tanah yang paling baik adalah pasir berlempung, gembur, banyak mengandung bahan organik, aerasi dan drainasenya baik dan mempunyai derajat keasaman tanah (PH) 5,5 – 7,5.
Penyiapan bibit ubi jalar
- Tentukan tanaman yang sudah berumur 2 bulan atau lebih yang pertumbuhannya sehat dan normal.
- Potong batang tanaman untuk dijadikan setek batang sepanjang 20 cm – 25 cm dengan menggunakan pisau yang tajam dan dilakukan pagi hari.
- Kumpulkan setek pada suatu tempat kemudian buang sebagian daunnya untuk mengurangi penguapan yang berlebihan.
- Ikat bahan tanaman (bibit) rata-rata 100 setek/ikatan lalu simpan ditempat yang teduh selama 1 – 7 hari dengan tidak bertumpuk.
Penyiapan Lahan
- Penyiapan lahan sebaiknya dilakukan pada saat tanah tidak terlalu basah atau tidak terlalu kering agar strukturnya tidak rusak.
- Tanah diolah hingga gembur dan dibiarkan hingga kurang lebih 1 minggu
Selanjutnya dibuat guludan dengan ukuran 60 cm tinggi 30 cm – 40 cm jarak antar guludan 70 cm – 100 cm
Penanaman
- Membuat lubang tempat pupuk sejauh 7 cm -10 cm kiri atau kanan lubang tanam
- Tanamkan bibit ubi jalar hingga pangkal batang terbenam tanah ½ -1/3 bagian, kemudian padatkan tanah dekat pangkal stek
- Masukkan pupuk dasar berupa urea 1/3 bagian (50 kg/ha), TSP 100 kg (semuanya)
- Pemberian mulsa jerami untuk menekan pertumbuhan gulma dan menjaga kelembaban
Pemeliharaan
- Pengairan dilakukan selama 15-30 menit hingga tanah cukup basah, kemudian air dibuang. dan dilakukan secara kontinu hingga umur tanaman 1-2 bulan.
- Penyulaman dilakukan pada bibit yang mati
- Pemupukan susulan dilakukan pada umur tanaman 45 hari setelah tanam
- Penyiangan dan pembumbunan saat umur tanaman 1 bulan setelah tanam dan diulang tanaman umur 2 bulan
- Pengendalian hama dan penyakit
Panen
Tanaman ubi jalar dapat dipanen bila ubi-ubinya sudah tua. Kriteria ubi jalar matang fisiologis, antara lain, ialah bila kandungan tepungnya sudah maksimum ditandai dengan kadar serat yang rendah dan bila direbus rasanya enak serta tidak berair. Penentuan waktu panen didasarkan atas umur tanaman. Jenis atau varietas ubi jalar berumur pendek dipanen pada umur 3-3,5 bln, sedangkan varietas berumur panjang sewaktu berumur 4,5-5 bln.
Tata cara panen ubi jalar melalui tahap-tahap sebagai berikut :
- Tentukan pertanaman ubi jalar yang telah siap dipanen
- potong batang ubi jalar dengan menggunakan parang atau sabit, kemudian batang-batangnya disingkirkan keluar petakan sambil dikumpulkan
- Galilah guludan dengan cangkul hingga terkuak ubi-ubinya
- Ambil dan kumpulkan ubi jalar di suatu tempat pengumpulan hasil
- Bersihkan ubi dari tanah atau kotoran dan akar yang masih menempel
- Bersihkan ubi dari tanah atau kotoran dan akar yang masih menempel
- Lakukan seleksi dan sortasi ubi berdasarkan ukuran besar dan kecil ubi secarah terpisah dan warna kulit ubi yang seragam
- Masukkan ubi kedalam wadah atau karung goni, lalu angkat ketempat penampungan hasil
Pasca panen
Penanganan pasca panen ubi jalar biasanya ditujukan untuk mempertahankan daya simpan. Penyimpanan ubi jalar yang paling baik dilakukan dalam pasir atau abu. Tata cara penyimpanan ubi jalar dalam pasir atau abu adalah sebagai berikut :
- Angin-anginkan ubi yang baru dipanen di tempat yang berlantai kering selama 2-3 hari
- Siapkan tempat penyimpanan berupa ruangan khusus atau gudang yang kering, sejuk, dan peredaran udaranya baik
Tumpukkan ubi di lantai gudang, kemudian timbun dengan pasir kering atau abu setebal 20cm-30cm hingga permukaan ubi tertutup.
Sumber: http://cybex.pertanian.go.id/artikel/94268/ubi-jalar–ipomoea-batatas-l-sumber-pangan-lokal/
Recent Comments