Jl. Sultan Hadiwijaya No.08 Demak (0291)685013 dinpertanpangan@demakkab.go.id

ARTIKELDinpertan Pangan

Perlunya Pemahaman Teknik Produksi Benih Padi

Produksi benih sumber padi disusun berdasarkan atas informasi permintaan pelanggan (penjualan benih sumber tahun tahun sebelumnya). Rencana produksi benih padi disusun per musim tanam dengan menetapkan jenis varietas, kelas benih dan luas pertanaman. Produksi benih jenis penjenis padi tidak hanya untuk varietas yang baru dilepas, varietas yang sudah komersial tetapi juga varietas yang bersifat spesifik lokasi atau varietas yang mempunyai ketahanan terhadap hama dan penyakit utama.

Penentuan Lokasi; Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan lokasi produksi benih padi adalah lahan subur dengan irigasi teknis, serta merupakan lahan bera atau lahan bekas pertanaman dari varietas yang sama, atau varietas lain yang karakteristik pertumbuhannya berbeda. Apabila dalam satu hamparan terdapat 2 atau lebih varietas yang berbeda, maka perlu diberi isolasi, baik isolasi waktu atau isolasi jarak minimal antar 2 angka varietas yang berbeda adalah 2 meter atau isolasi waktu sekitar 30 hari.

Penyiapan Benih Sumber ; Untuk menjamin keaslian genetik dari benih yang akan dihasilkan, keaslian, asal usul benih yang akan digunakan dalam produksi benih sangat penting untuk di perhatikan. Benih sumber ditanam minimal harus satu kelas lebih tinggi dibandingkan kelas benih yang akan diproduksi. Misalkan: untuk memproduksi benih kelas BD benih sumbernya harus benih pada kelas BS (benih penjenis), sedangkan untuk memproduksi benih kelas BP minimal benih yang di tanam haruslah benih kelas BD.

Penyiapan Lahan; Lahan terbaik untuk produksi benih baik BD, BP atau BR adalah lahan yang pada musim sebelumnya tidak ditanami padi (bera) atau lahan yang ditanami dengan varietas yang sama pada musim sebelumnya. Apabila produksi benih terpaksa di lakukan pada lahan bekas pertanaman padi varietas lain, maka perlu dilakukan tindakan sanitasi pada saat lahan diolah, untuk memastikan tidak ada tanaman voluntir yang dapat menjadi sumber kontaminasi, dengan cara berikut:
Tanah dibajak (pertama), digenangi selama dua hari dan dikeringkan selama tujuh hari, lalu dibajak kembali (kedua), digenangi selama dua hari dan dikeringkan lagi selama tujuh hari. Terakhir, tanah digaru untuk melumpurkan dan meratakan tanah.PenanamanBibit berumur 15 – 21 hari, satu bibit perlubang.Jarak tanam 20 x 20 cm atau 25 x 25 cmPenyulaman dilakukan pada tujuh hari setelah tanamSistem tanam yang dianjurkan dengan jajar legowo 1-2 atau 1-8 berjajar

Persemaian; Kualitas lahan untuk persemaian sama pentingnya dengan kualitas lahan untuk produksi benih. Oleh sebab itu tata cara penyiapan lahan untuk persemaian sama persis dengan tata cara penyiapan untuk pertanaman produksi benih. Lahan untuk lokasi perbenihan sebaiknya lahan bera atau bekas pertanaman padi varietas yang sama. Persemaian Lokasi untuk persemaian sebaiknya bekas lahan bera atau tanaman selain padi atau dengan cara pengolahan tanah sempurna dengan diikuti pembersihan lokasi

Benih sebelum ditebar sebaiknya direndam dulu selama 24 jam, kemudian diperam selama 24 jam. Benih yang telah mulai berkecambah kemudian ditabur dipersemaian dengan kerapatan antara 0,5-1,0 kg per20 m². Pupuk yang digunakan untuk persemaian adalah Urea, SP 36, dan KCI masing-masing dengan takaran 15 g/m².

Tanam; Bibit dipindahkan ke pertanaman pada saat berumur 10-15 hari setelah semai (bila lokasi tanam tidak ada gangguan keong emas) atau antara umur 15-21 hari setelah semai. Bibit yang ditanam sebaiknya mempunyai umur fisiologi bibit yang sama. Jarak tanam 25 x 25 cm atau 20 x 20 cm, tergantung varietas yang ditanam, dengan 1 bibit/lubang. Setelah tanam pertanaman diairi sekitar 2-3 cm selama 3 hari untuk mendorong pertumbuhan anakan baru, kemudian air pada petakan dibuang sampai kondisi macak-macak dan dipertahankan selama 10 hari. Penyulaman dilakukan pada 7 hari setelah tanam dengan menggunakan bibit dari varietas dan umur yang sama.

Pemeliharaan Tanaman; Pemeliharaan tanaman yang baik akan dimenjamin diperolehnya tanaman. Pemupukan sebaiknya dilakukan pada waktu yang tepat dengan dosis yang sesuai dengan kebutuhan tanaman. Pengendalian hama dan penyakit menggunakan konsep PHT (Pengendalian Hama Terpadu) adalah konsep pengenda-lian yang efektif dan ramah lingkungan.

Rouging; Rouging/ Seleksi Salah satu syarat dari benih bermutu adalah memiliki tingkat kemurnian genetik yang tinggi, oleh karena itu rouging perlu dilakukan dengan benar dan dimulai pada fase vegetatif sampai akhir pertumbuhan. Untuk tujuan tersebut, bila memungkinkan penanaman ‘check plot’ dengan menggunakan benih outentik sangat disarankan. Pertanaman ‘check plot’ digunakan sebagai referensi / acuan di dalam melakukan rouging dengan cara memperhatikan karakteristik tanaman dalam berbagai fase pertumbuhan.

PANEN Saat panen yang tepat adalah pada waktu biji telah masak fisiologis, atau apabila 95-100 % malai telah menguning, selanjutnya dilakukan perontokan menmggunakan pedal thresher, mesin Iles/injak-injakpukul/gediganting/gebot.

Proses Pengeringan Penanganan pascapanen yang baik akan berdampak positif terhadap kualitas gabah konsumsi, benih, dan beras, Perlakuan Benih Jika benih telah dikeringkan, langkah berikutnya adalah membersihkannya. Pembersihan bertujuan dua, yaitu membuang benih spesies lain yang berbeda dari spesies yang diproduksi dan bahan-bahan pengotor dan memilih benih untuk mendapatkan benih yang baik.

Pengemasan Benih Pengepakan atau pengemasan benih perlu untuk memudahkan penyaluran benih.Bahan pengepak disesuaikan dengan kebutuhan.Label penting sekali dicantumkan sejelas mungkin dalam kantong-kantong benih agar tidak menyulitkan konsumen.

Faktor yang mempengaruhi penyimpanan benih : Suhu Suhu optimum untuk penyimpanan terletak antara -18 – 0oC Kelembaban relatif Pemeliharaan kadar air benih agar paling tidak tetap berkisar antara 14% dan 15% adalah merupakan perlakuan yang mantap.

Sumber: http://cybex.pertanian.go.id/artikel/98847/perlunya-pemahaman-teknik-produksi-benih-padi-/

Bagikan