Jl. Sultan Hadiwijaya No.08 Demak (0291)685013 dinpertanpangan@demakkab.go.id

ARTIKELDinpertan Pangan

MENGENAL INTEGRATED FARMING SYSTEM

Sesuai dengan perkembangan jaman berbagai permasalahan baru dalam kegiatan pertanian mulai muncul. Berkurangnya tenaga kerja produktif di pedesaan, berkurangnya ketersediaan air irigasi, mahalnya input  produksi, serta tercemarnya lingkungan dan hasil produksi yang kurang sehat merupakan  sebagian masalah yang membutuhkan teknologi yang mampu untuk mengatasinya.Teknologi tersebut haruslah mempunyai kemampuan dalam meningkatkan produktivitas, hemat air, hemat tenaga kerja, berwawasan lingkungan, hasil produksi yang sehat dan mudah diterima oleh petani. Model Pengembangan Sistem Pertanian Terpadu yang ramah lingkungan dan berkelanjutan adalah salah satu alternatif yang dapat diterapkan untuk mengatasi permasalahan tersebut

Integrated Farming merupakan sistem pertanian dengan memanfaatkan keterkaitan antara tanaman perkebunan/pangan/hortikultura) serta ternak dan perikanan untuk mendapatkan agroekosistem yang mendukung produksi pertanian, peningkatan ekonomi dan pelestarian sumberdaya alam. Integrated Farming System atau sistem pertanian terpadu merupakan sistem pertanian yang mengintegrasikan kegiatan sub sektor pertanian, tanaman, ternak, ikan untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas sumber daya (lahan, manusia, dan faktor tumbuh lainnya), yang mendukung produksi pertanian, peningkatan ekonomi dan pelestarian sumberdaya alam, serta kemandirian dan kesejahtraan petani secara berkelanjutan.  Penerapan pertanian terpadu pada dasarnya adalah mengoptimalkan pemanfaatan seluruh potensi sumber daya yang ada sehingga, terjadi hubungan timbal balik secara langsung antara lingkungan biotik dan abiotik dalam ekosistem lahan pertanian dimana output dari salah satu budidaya menjadi input kultur lainnya.

 Konsep terapan sistem pertanian terpadu akan menghasilkan F4, yang terdiri dari Food, Feed, Fuel dan Fertilizer. 

  1. F1 (Food). Sumber pangan bagi manusia (beras, jagung, kedelai, kacang-kabangan, jamur, sayuran, dll), produk peternakan (daging, susu, telur, dll), produk budidaya ikan air tawar (lele, mujair, nila, gurami, dll.) dan hasil perkebunan (salak, pisang, kayu manis, sirsak, dll.).
  2. F2 (Feed), Pakan ternak termasuk di dalamnya ruminasia (sapai, kambing, kerbau, kelinci), ternak unggas (ayam, itik, entok, angsa, burung dara, dll), pakan ikan budidaya air tawar (ikan hias dan ikan konsumsi).
  3. F3 (Fuel), akan dihasilkan energi dalam berbagai bentuk mulai energi panas (bio gas) untuk kebutuhan domestik/masak memasak, energi panas untuk industri makanan di kawasan pedesaan juga untuk industri kecil . Hasil akhir dari bio gas adalah bio fertilizer berupa pupuk pupuk organik cair dan kompos.
  4. F4 (Fertilizer), Sisa produk pertanian melalui proses dekomposer maupun pirolisis akan menghasikan pupuk kompos (organik fertilizer) dengan berbagai kandungan unsur hara dan C-Organik yang relatif tinggi.

 Menurut Bagas, A, dkk, (2004) komponen yang berintegrasi dalam Sistem Pertanian Terpadu adalah :

  1. Manusia, sebagai mahluk hidup memerlukan energi sebagai motor kehidupannya. Dengan integrasi Farming Sistem manusia tidak hanya mendapatkan keuntungan finansial tetapi juga pangan sebagai kebutuhan primer dan energi panas serta listrik..
  2. Peternakan, memainkan peran sebagai sumber energi dan penggerak ekonomi dalam Integrated Farming Sistem. Sumber energi berasal dari daging, susu, telur serta organ tubuh lainnya, bahkan kotoran hewan. Sangkan fungsi penggerak ekonomi berasal dari hasil penjualan ternak, telur, susu dan hasil sampingan ternak (bulu dan kotoran).
  3. Tanaman, Syarat tanaman yang dapat diusahakan adalah bernilai   ekonomi dan dapat menyediakan pakan untuk peternakan.
  4. Perikanan, Ikan yang digunakan untuk Integrated Farming Sistem adalah ikan air tawar yang dapat beradaptasi dengan lingkungan air yang keruh, tidak membutuhkan perawatan ekstra, mampu memanfaatkan nutrisi yang ada dan memiliki nilai ekonomi.

Sistem pertanian terpadu merupakan sebuah metode menciptakan ekosistem buatan. Pertanian tanaman, peternakan dan perikanan diolah sedemikian rupa agar bisa terintegrasi satu dengan lainnya. Diharapkan sistem ini dapat menambah penghasilan petani dari segi ekonomi, disamping tidak merusak lingkungan sebagai lahan pertanian. Melaksanakan sistem pertanian terpadu tidak semudah membalikkan telapak tangan. Dibutuhkan keterlibatan dan kerjasama semua pihak baik pemerintah maupun petani sendiri untuk mengawalinya. Kesadaran tinggi  para petani sangat diharapkan guna tercapainya cita-cita mulia tersebut. Dukungan pemerintah juga sangat dibutuhkan mengingat besarnya manfaat yang diperoleh dari sistem ini.

Salah satu usulan Fapet UGM dalam meningkatkan kesehatan gizi dan kesejahteraan petani adalah dengan menjalankan sistem pertanian terpadu. Tujuannya, untuk memperpanjang siklus biologis dengan mengoptimalkan pemanfaatan hasil samping pertanian dan peternakan.

“Yaitu setiap mata rantai siklus menghasilkan produk baru yang memiliki nilai ekonomis. Baik keterpaduan pelaku, komoditas, maupun pengorganisasian,”  kata Prof Ali. Dalam sistem pertanian terpadu, ternak menjadi salah satu bagian penting karena menghasilkan bahan pangan berkualitas seperti telur (ayam, itik, puyuh), daging (ayam, puyuh, entok, kelinci, dan lain-lain) dan susu (sapi, kambing), yang bisa dikonsumsi anak-anak guna mencukupi kebutuhan gizi mereka.

Empat Strategi

Empat  strategi menuju integrated farming sistem sebagai berikut :

Pertama,  meningkatkan variasi sumber-sumber pendapatan petani. Untuk membantu meningkatkan kesejahteraan petani dan keluar dari lingkaran kemiskinan dengan cara mengembangkan sistem pertanian nirlimbah yang ekonomis, ekologis, dan berkelanjutan

Kedua, menurunkan biaya produksi, dengan penggunaan bahan organik yang berasal dari ternak atau hasil sisa pertanian, akan sangat membantu untuk mempertahankan kesuburan tanah.

Ketiga, optimalisasi pemanfaatan lahan secara bijak. Sebab di dalam sistem pertanian terpadu, upaya-upaya intensifikasi tidak harus ditinggalkan guna mencapai produktivitas pertanian sebagai penghasil pangan dalam skala besar sepanjang tetap mempertahankan aspek konservasi lahan dan tanah.  Selain itu, aspek biaya produksi dapat  murah, kompetitif, dan terjangkau. Dengan demikian, sistem pertanian terpadu baik diaplikasikan pada lahan subur maupun lahan marjinal, akan mengoptimalkan fungsi lahan sehingga mampu membantu peningkatan pendapatan petani.

Keempat, pengembangan kelembagaan yang terpadu, sebab keterpaduan tidak hanya dari segi teknis pertanian, tetapi juga kelembagaan yang mantap untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

“SDM yang mampu mengintegrasikan sistem pertanian dan peternakan serta perikanan yang efisien, sehingga kemakmuran petani secara nyata dapat ditingkatkan,”.  Demikian yang dapat disajikan, semoga bermanfaat.

Sumber: http://cybex.pertanian.go.id/artikel/99939/mengenal—integrated-farming-system/

Bagikan