Jl. Sultan Hadiwijaya No.08 Demak (0291)685013 dinpertanpangan@demakkab.go.id

Uncategorized

BLOAT, PENYAKIT KEMBUNG PADA TERNAK RUMINANSIA

Berbagai penyakit berpotensi menyerang ternak termasuk ruminansia. Karena itu perlu kewaspadaan yang tinggi untuk melakukan pencegahannya. Salah satu diantara penyakit tersebut adalah kembung perut atau bloat.

Beberapa waktu yang lalu, dunia peternakan Indonesia digemparkan dengan mewabahnya Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Penyakit yang menyerang ternak ruminansia ini, tentu saja telah berdampak luas terhadap bisnis peternakan. Terlebih lagi momen-nya bertepatan dengan hari raya Idul Adha dimana umat muslim berlomba-lomba memotong hewan kurban terbaiknya berupa sapi, kambing maupun domba. Namun, perlu diingat bahwa selain PMK, masih banyak lagi penyakit ternak lain yang berpotensi menyerang ternak ruminansia. Untuk itu sudah seharusnyalah para peternak memiliki wawasan pengetahuan yang cukup tentang kesehatan ternak serta penyakit berbahaya yang berpotensi menyerang ternak peliharaannya. Salah satu diantaranya adalah penyakit Bloat atau dikenal juga dengan Kembung Perut/Timpani Ruminal. Berikut ulasan dari penyakit tersebut.

Bloat (Kembung Perut/Timpani Ruminal)

Kembung sering dijumpai pada ruminansia, baik pada sapi, kambing maupun domba. Pada dasarnya kembung disebabkan karena ketidak-mampuan ternak menghilangkan gas yang dihasilkan oleh rumen. Keadaan tersebut bisa menyebabkan kematian kalau tidak segera ditangani. Kematian disebabkan oleh tertekannya diafragma dan paru-paru oleh rumen yang mebesar akibat gas yang berlebihan.

Etiologi          

Kembung bisa disebabkan oleh sejenis tanaman untuk pakan ternak. Tanaman yang sering menyebabkan kembung adalah leguminosa (kacang-kacangan), seperti kacang tanah, Centrocoma dan alfafa. Tanaman yang masih berumur muda dan biji-bijian yang diberikan dalam bentuk halus juga bisa menimbulkan kembung.  

Selain faktor pakan, faktor individu ternak juga menentukan kepekaan terhadap kejadian kembung. Ternak yang dalam keadaan bunting atau dalam kondisi kurang baik, mungkin juga kekurangan darah dan kelemahan umum cenderung mudah menderita kembung.

Gejala Klinis

Ternak sebentar-sebentar berbaring dan kemudian berdiri, tampak sempoyongan dan berjalan ke sana kemari tanpa tujuan, kelihatan bingung. Terlihat sulit bernapas, sisi tubuh sebelah kiri menggembung/menonjol ke atas dan ke luar, serta bersuara drum apabila ditepuk. Gerakan rumen biasanya tetap berlangsung sampai bagian dalam dari mulut dan daerah sekitar mata berubah menjadi kebiruan. Perubahan ini menunjukkan adanya kekurangan oksigen dan mendekati kematian.

Pencegahan

Pada umumnya ternak yang terkena kembung akan kehilangan nafsu makan dan minum, sehingga pengobatan juga akan sulit. Langkah yang paling bijaksana adalah dengan jalan mewaspadai ternak terkena kembung melalui pengawasan gejala-gejala kembung dan manajemen pemeliharaan yang lebih baik.

Pengobatan   

Pengobatan secara cepat sangat diperlukan. Paksa ternak untuk berdiri, posisikan kaki depan lebih tinggi daripada kaki belakang. Mulut dibuka, sepotong kayu dimasukkan melintang dan pada kedua ujungnya diikatkan tali. Kemudian tali tersebut diikatkan ke belakang tanduk agar tidak lepas. Metode ini sering dikenal dengan sebutan broom stick therapy. Tindakan ini merangsang pengeluaran air liur dan membantu mengurangi kembung perut.

Selanjutnya pemberian obat atau bahan lain bisa dilakukan. Minyak goreng, minyak kayu putih atau minyak atsiri yang dicampur air hangat bisa diberikan. Obat-obatan kimia dengan merek dagang tympasol untuk kembung berat bisa diberikan secara per oral. Tympasol berisi zat-zat aktif, antara lain : 4 – chloro – m – cresol, 4 – chloro – m- xylenon, formaldehid Thymal, Timol, Dimethyl polysiloksan. Obat lain dengan merek dagang “Antibloat” berisi dimethicone bisa juga dipakai secara per oral. Obat dengan merek dagang ”Castor Oil”  yang berisi minyak castor digunakan untuk kembung ringan.

Sumber: http://cybex.pertanian.go.id/artikel/99564/bloat-penyakit-kembung-pada-ternak-ruminansia/

Bagikan

Recent Comments