Jl. Sultan Hadiwijaya No.08 Demak (0291)685013 dinpertanpangan@demakkab.go.id

ARTIKELKementerian PertanianPrasarana, Sarana dan Penyuluhan

Berbagai Cara Penggunaan Pupuk Hijau

Sumber Gambar : Ayunindya Annistri maupun media elektronik Lainnya

Pupuk hijau adalah pupuk yang berasal dari dekomposisi sisa tanaman. Dalam dunia pertanian, pupuk hijau kembali dilirik sebagai sumber bahan organik potensial mengingat lahan pertanian dewasa ini telah mengalami degradasi.

Hal ini disebabkan oleh hilangnya bahan organik dalam tanah karena penggunaan pupuk kimia secara massif.

Berdasarkan laporan Hasil Penelitian yang dilakukan di BBSDLP (2006), kadar bahan organik pada lahan-lahan pertanian di Indonesia kurang dari 1%. Padahal lahan pertanian yang baik idealnya memiliki kandungan bahan organik 3-5%.

Selanjutnya pupuk hijau juga mempunyai kesamaan seperti jenis pupuk organik lainnya, pupuk hijau memilki kemampauan untuk memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah.

Bagaimana dengan penggunaan pupuk hijau dalam pertanian, pupuk hijau ini dapat membantu lingkungan mempertahankan siklus ekologinya. Karena pada saat panen, sebagian biomassa tetap berada di lahan dan dipergunakan lagi untuk musim tanam berikutnya. Sehingga asupan luar dalam produksi pertanian bisa ditekan serendah mungkin.

Karakteristik pupuk hijau

Secara umum, hampir semua jenis tanaman bisa dijadikan sumber pupuk hijau. Namun sebaiknya gunakan tanaman yang memiliki kandungan humus total tinggi, kandungan nitrogen tinggi dan rasio C/N (nisbah karbon terhadap nitrogen) rendah.

Pakar agroekosistem Cheryl A Palm, menerangkan bahwa pupuk hijau yang berkualitas tinggi memiliki kandungan nitrogennya lebih dari 2,5%, kandungan lignin kurang dari 15% dan kandungan polifenol kurang dari 4%.

Tanaman dengan karakteristik seperti itu akan mudah terurai di dalam tanah dan unsur nitrogennya bisa diserap tanaman dengan mudah. Apabila kandungan lignin dan polifenol tinggi akan membutuhkan lebih banyak nitrogen dalam proses pelapukannya. Sehingga berpotensi untuk bersaing dengan tanaman inti. Pupuk hijau memiliki karakteristik seperti pupuk organik pada umumnya. Bisa memperbaiki struktur tanah, meningkatkan kapasitas tukar kation, memicu aktivitas biologi tanah, dan menyediakan unsur hara bagi tanaman. Dilihat dari sisi usaha tani, pupuk hijau memilki sejumlah keunggulan dan kekurangan untuk digunakan.

Keunggulan penggunaan pupuk hijau, apa yang menjadi keunggulan pupuk hijau, ternyata dibanding dengan pupuk-pupuk lainnya pupuk hijau jauh lebih unggul manfaatnya, adapun keunggulan pupuk hijau adalah sebagai berikut:

  • Mempunyai keunggulan seperti pupuk organik lain, memperbaiki struktur fisik, kimia dan biologi tanah
  • Mampu mencegah erosi tanah
  • Berpotensi mendatangkan manfaat lain, seperti kayu bakar, pakan ternak, atau buah yang bisa dimakan
  • Cocok untuk daerah yang sulit dijangkau, karena bisa ditumbuhkan secara in situ
  • Menurunkan asupan luah bahan pertanian, lebih baik bagi lingkungan hidup

Kelemahan penggunaan pupuk hijau, memang semua pupuk juga banyak mempunyai kelemahan antara lain :

  • Memerlukan benih dan menanamnya
  • Menghilangkan kesempatan untuk menanam tanaman inti lebih sering
  • Memerlukan tenaga lebih untuk menumbuhkannya
  • Berpotensi mendatangkan hama dan penyakit pada tanaman inti
  • Berpotensi menjadi gulma

Penggunaan pupuk hijau

Pupuk hijau dilihat dari penggunaannya memang perbeda dibanding dengan pupuk lainnya, karena pupuk hijau ini dapat dilakukan seperti berikut;

Pembenaman langsung, sumber pupuk hijau dari jenis tanaman yang memiliki rasio C/N rendah (seperti legum dan azolla) bisa dibenamkan langsung pada lahan saat pengolahan tanah. Tanaman jenis ini biasanya memiliki kandungan nitrogen tinggi dan mudah terurai dalam tanah.

Digunakan sebagai mulsa,beberapa jenis pupuk hijau bisa diaplikasikan sebagai mulsa. Misalnya, jerami sisa tanaman padi yang dijadikan mulsa tanaman cabe atau bawang daun. Mulsa berguna untuk menjaga erosi dan kelembaban tanah saat tanaman inti masih muda. Ketika mulsa mulai terurai akan digunakan sebagai sumber hara tanaman oleh tanaman inti

Dikomposkan,tanaman yang memiliki rasio C/N tinggi (biasanya kadar ligninya tinggi), sebaiknya dikomposkan terlebih dahulu (lihat: cara membuat kompos). Lignin memerlukan waktu yang lama untuk terurai dalam tanah. Apabila sumber pupuk hijau seperti ini langsung diaplikasikan pada lahan, akan terjadi proses dekomposisi yang memerlukan nitrogen. Hal ini memunculkan persaingan perebutan nitrogen dengan tanaman inti. Akibatnya pertumbuhan tanaman inti terganggu.

Sumber: http://cybex.pertanian.go.id/artikel/96071/berbagai-cara-penggunaan-pupuk-hijau/

Bagikan